Pasar Tradisional Dan Sebuah Cerita
Pagi
ini sangatlah cerah, mentari pagi muncul memancarkan sinar dan semangatnya. Gadis
berusia 3 tahun ini sedang duduk dengan segelas susu di sampingnya, serta
boneka yang memenuhi ruangan tersebut membuat gadis itu senang dengan wajah
yang tersenyum setiap saat. Dia bernama Sekar. Sekar lahir dengan keluarga yang
selalu sayang kepadanya, dia memiliki satu saudara perempuan bernama Anjani.
Keluarga mereka bisa dibilang keluarga harmonis.
Yang
menjadi keunikan dalam keluarga ini, keluarga mereka menyukai alam, mereka
selalu menikmati alam ini, karena mereka percaya bahwa alam adalah anugerah
terindah dari Tuhan. Teras rumahnya dipenuhi beraneka macam tanaman bahkan
didalam kamarnya pun dipenuhi tanaman yang tertampung pada pot-pot kecil.
Saat
itu, Sekar yang sedang duduk dengan meminum segelas susu dikejutkan oleh
kehadiran Mamahnya, Sekar langsung beralih pandang ke Mamahnya.
Mamah
: “Sekar, nanti temenin Mamah ya ke terminal untuk mengantar Papah kerja ke
Jakarta.”
Sekar :
“Iya Mah, Sekar mau temenin Mamah.”
Mamah
: “Sekarang Sekar siap-siap dulu ya, Mamah mau masak buat bekal Papah nanti.”
Sekar
: “Iya Ma, Kakak ikut tidak Mah?”
Mamah
: “Nanti Papah mau pamitan sama kak Anjani sayang, soalnya kak Anjani sedang
ada kerja kelompok sampai siang, jadi nanti Mamah titipkan kakak ke tante.”
Sekar : “Oh iya Mamah.”
Setelah
itu, Sekar langsung bergegas ke kamarnya untuk bersiap-siap mengantar Papahnya
ke terminal. Dan di lain sisi saat Anjani sedang bersiap-siap untuk kerja
kelompok, Papah memanggil Anjani.
Papah : “Anjani, sini nak.”
Anjani
: “Iya yah ada apa Pah?”
Papah : “Nanti Papah mau berangkat kerja ke
Jakarta, Papah pamit berangkat ya nak, di rumah baik-baik ya jangan nakal sama
Sekar dan harus ngikutin perintah Mamah.”
Anjani : “Iya
Pah, Anjani hehe, Papah hati-hati ya dijalan, jangan lupa sholat dan makan Pah jaga kesehatan ya Yah.”
Papah : “Iya nak selalu, yaudah sana berangkat
nanti ditungguiin temennya.”
Anjani : “Oke
Pah, muachhh.” (mecium pipi Papahnya)
Setelah
beberapa menit berlalu, Sekar dan Mamah serta Papah sudah siap, mereka langsung
berangkat ke terminal dengan menggunakan sepeda motor. Diperjalanan mereka
saling bercanda dan tertawa.
“Oh
iya Yah, nanti Mamah mau mampir ke pasar pagi mau beli sayur dan buah, Sekar
ajak ga ya Pah, atau Mamah antar pulang dulu?” Ujar Mamah.
“Langsung
aja Mah, biar sekalian engga bolak balik, yang penting harus hati-hati ya Mah,
jaga Sekar nanti di pasar.” Jawab Papah.
Setelah
sampai diterminal, mereka turun dan masuk ke loket pembayaran tiket bus, Papah berpamitan
dengan Mamah dan Sekar dan saling memeluk.
Setelah
berpamitan Mamah dan Sekar langsung mengambil sepeda motornya dan pulang.
Diperjalanan, Mamah mampir ke pasar tradisional untuk membeli buah dan sayur.
Setelah
memparkir motornya Sekar dan Mamah langsung masuk ke pasar. Sesampainya di
dalam pasar, Sekar terkejut karena keramaian dan sibuknya pasar tradisional.
Sekar mengamati wajah setiap orang yang dia temui, ada banyak orang yang
berbahagia disini. Ada banyak ekspresi kegembiraan terpancar di wajah mereka.
Meskipun juga tampak wajah lelah berpeluh mereka. Sekar sangat menyukai suasana
pasar ini, mungkin saat itu pertama kalinya dia jatuh cinta dengan pasar
tradisional.
Mamah
: “Sekar, mau beli es cendol?”
Sekar :
“Mau Mah.”
Mamah
: “Mamah belikan dulu ya, Sekar tunggu
sini ya.”
Sekar
menunggu Mamahnya yang sedang membeli es cendol, sementara Sekar duduk
termenung sambil melihat keramaian pasar. Setelah beberapa menit, Mamah
menghampiri Sekar dengan membawa plastik berisi es cendol.
Sekar :
“Makasih Mamah.”
Mamah
: “Iya, minum dulu ya.”
Setelah
itu, Mamah dan Sekar menuju penjual sayur dan buah, disana ramai karena pada
saat itu ada diskon 50% buah. Ditengah keramaian itu Sekar hanya menyedot es
cendol yang dibelikan oleh Mamahnya, tak terduga Mamah membeli sayur dan buah,
tanpa menggandeng tangan Sekar. Dengan polosnya Sekar hanya berdiri dengan bola
mata yang melirik kanan kiri sambil menyedot es cendol.
Setelah
Mamah selesai memilih buah dan sayur Mamah kaget karena Sekar tidak ada di
sampingnya, Mamah langsung panik dan langsung meneteskan air matanya. Semua
orang beralih pandang ke arah Mamah.
Mamah
langsung mencari Sekar dengan mengelilingi pasar.
Penjual
ikan : “Anaknya kenapa bu? Hilang bu, kalo hilang ke ruang informasi saja bu
biar bisa di infokan oleh satpam.”
Mamah
: “Oh begitu ya mba, terimakasih mba, saya mau ke ruang informasi dulu.”
Setelah
sampai di ruang informasi mama menjelaskan kejadian sebelum Sekar hilang dengan
rasa panik dan bingung. Setelah itu satpam menenangkan Mamah di ruang informasi
dan langsung mengumumkan informasi jika terdapat anak hilang.
Mamah
sangat panik karena Sekar belum ditemukan, sementara Sekar yang polos hanya
berdiri dan melihat keramaian pasar. Sekar belum menyadari bahwa dia hilang
karena dia pikir Mamahnya sedang membeli sayur dan buah.
Setelah
beberapa jam menunggu informasi, salah satu penjual di pasar menemukan Sekar
karena saat itu Sekar mulai kebingungan.
Penjual
: “Nak, Mamahnya kemana?”
Sekar : “Mamah masih beli sayur buah tante.”
Penjual
: “Namanya siapa nak?”
Sekar : “Sekar tante.” (dengan wajah polosnya)
Penjual
tersebut langsung membawa Sekar ke ruang informasi dan sesampainya di ruang
informasi Mamah sekar langsung menghampiri Sekar dan memeluknya, air mata terus
mengalir dari mata Mamah, semua orang melihat kejadian tersebut dan tersenyum
melihat Mamah bisa menemukan anaknya kembali.
Sekar : “Mamah kok beli sayur buahnya lama banget,
Sekar nunggunya sampe cape Mah, es nya juga udah habis.” (dengan wajah
polosnya)
Mamah
: “Iya Sekar, maafin Mamah ya, nanti Mamah belikan lagi es cendol.” (sambil
tersenyum)
Kemudian,
Mamah dan Sekar langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, ternyata kak
Anjani dan tante sedang menunggu Mamah dan Sekar pulang.
Mamah
: “Assalamualaikum.”
Tante,
Anjani : “Walaikumsalam.”
Tanteh
: “Loh kok matanya sembab mba? mba
kenapa mba?”
Mamah
: “Nanti mba cerita ya. Ayo masuk dulu”
Mereka
berkumpul di ruang keluarga, Mamah bingung mau menceritakan kejadian tadi darimana
karena sangat ceroboh dalam menjaga Sekar. Setelah memberanikan diri Mamah langsung
menceritakannya ke tante dan Anjani. Mamah cerita sambil menangis dan merasa
bersalah atas kejadian di pasar tadi.
Tante
: “Yaampun kok bisa gitu mba, mumpung
Sekar kira masih nunggu mba beli sayur buah jadi ga kemana-mana.”
Mamah
: “Iya mba juga panik banget, bingung
mau kemana untung aja tadi dikasih solusi sama penjual di pasar.”
Tante
: “Lain kali jangan ceroboh mba.”
Mamah
: “Iya mba lain kali engga ceroboh lagi.” (sambil tersenyum)
Sementara
itu Anjani yang takut kehilangan adiknya, Anjani langsung memeluk adiknya
dengan amat bahagia. Untungnya Mamah dan Sekar masih bisa pulang dengan selamat
tak kurang satupun. Kenangan kami berkelana ria di Pasar dan kejadian yang
dialami oleh Mamah dan Sekar merupakan pengalaman berharga yang tak akan kami
lupakan.
-SELESAI-
Komentar
Posting Komentar